Aktifis Pertanian Organik

Aktifis Pertanian Organik

X

Jumat, 31 Januari 2020
by :

Varietas Sorgum (Sorghum spp)

Sorgum merupakan tanaman tergolong kedalam famili rumput-rumputan (poaceae),jenis-jenis tanaman biji-biji (serealia) dan merupakan tanaman penting ke-lima(5) dunia setelah; jagung, beras, gandum, barley (jelai). Memiliki morfologi berakar serabut,batang berbuku-buku dan berdiri tegak,bentuk daun melengkung,bunga tumbuh dari malai terdapat pada ujung batang.sistem pembungaan tergolong hermafrodit (satu tanaman terdapat kelamin jantan dan betina) dan tanaman sorgum terlihat seperti tanaman jagung.

Potensi Kandungan Nutrisi pada tanaman sorgum antara lain; protein, lemak, karbohidrat, air, serat, kalsium (Ca), fosfor (P), Besi (Fe) dan magnesium (Mg).oleh karena itu pemanfaatan sorgum secara luas dilakukan bidang industri;bahan pangan, bahan pakan ternak dan bahan bakar alternatif (Bioetanol).Tanaman sorgum memiliki adaptasi tinggi terhadap lahan yang kurang subur dan tahan terhadap kekeringan.tanaman sorgum tumbuh baik diketinggian ± 0 -700 dpl,dengan suhu 23°-34° C, kelembapan 20-40 %,dengan keasaaman tanah (pH)5,5-7.5.tanaman ini berasal Afrika tepat di negara Ethiopia dan Sudan beriklim Panas (tropis) sebelum masuk ke Indonesia melalui pintu Asia Tenggara.

Jenis-Jenis Varietas Sorgum

Varietas Sorgum Tortillero
Jenis varietas sorgum ini dikembangkan di Burkina Faso, Afrika Barat.memiliki keunggulan antara lain; memiliki tingkat adaptasi tinggi dan kondisi kering,tanah yang kurang subur dan menghasilkan biji berkualitas.

sorgum-tortillero-aktifis-pertanian-organik
sorgum-tortillero-aktifis-pertanian-organik



Varietas Sorgum Milion
Jenis varietas sorgum ini berasal dari Sudan,Afrika.jenis sorgum ini memiliki keunggulan antara lain; produktifitas sorgum tinggi dan memiliki kemampuan bertunas tinggi setelah musim kering dan menghasilkan biji sorgum yang berkualitas.

sorgum-milion-aktifis-pertanian-organik
sorgum-milion-aktifis-pertanian-organik


Varietas Sorgum Pahat
Jenis varietas sorgum ini dihasikan secara pemulian dengan mengunakan sinar radiasi sinar gama oleh Badan Nuklir Nasional (Batan),varietas ini memiliki keunggulan antara lain ;mampu adaptasi terhadap lingkungan dilahan kering dan lahan marginal, produktifitas mencapai 5 ton/ha, umur panen pendek (95 hari) dan tolerean terhadap lahan kadar keasaman tanah tinggi Jenis sorgum ini banyak dibudidayakan secara tumpang sari (polyculture).

sorgum-pahat-aktifis-pertanian-organik
sorgum-pahat-aktifis-pertanian-organik

Varietas Sorgum Numbu

Jenis varietas sorgum ini berasal dari Negara India,jenis sorgum ini memiliki keunggulan antara lain;umur panen surgum bisa ± 100-105 hari, Produktifitas hasil dapat mencapai 4,0-5,0 ton/ha, tahan terdapat penyakit karat dan bercak daun, memiliki kandungan nutri tinggi seperti (protein :9,12 %,lemak :3,94 % dan karbohidrat :84,58 %). dan dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan.

sorgum-numbu-aktifis-pertanian-organik
sorgum-numbu-aktifis-pertanian-organik


Varietas Sorgum Kawali
Jenis varietas sorgum ini tergolong jenis sorgum unggul yang berasal dari Negara India,jenis ini mulai dikembangkan di Indonesia. jenis sorgum ini memiliki keunggulan antara lain;umur panen surgum bisa ± 100-110hari, Produktifitas hasil dapat mencapai 4,0-5,0 ton/ha, tahan terdapat kerebahan,penyakit karat dan bercak daun, memiliki kandungan nutri tinggi seperti (protein :8,81 %,lemak :1,97 % dan karbohidrat :87,87 %). dan dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan.

sorgum-kawali-aktifis-pertanian-organik
sorgum-kawali-aktifis-pertanian-organik

0

Jumat, 17 Februari 2017
by :

Budidaya Jeruk Manis

budidaya-jeruk-atifis-pertanian-organik
budidaya jeruk atifis pertanian organik

Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.

Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.

Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.

Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut :

1 bulan : Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
2 bulan : Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
3 bulan : Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
4 bulan : Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
5 bulan : Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
6 bulan : Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
7 bulan : Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
8 bulan : Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
>8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.

Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas mulai tumbuh 3-4 tunas memungkinkan seragam pada jarak yang nantinya akan membentuk kanopi pohon. Dalam pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki ranting atau kelipatannya 3-4.

Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

Pengairan Dan Penyiraman
penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup dengan mulsa.

Penjarangan Buah
ketika pohon-pohon jeruk berbuah, penjarangan harus dilakukan agar pohon mampu mendukung berat pertumbuhan agar kualitas buah tetap terjaga. Buah dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari dan buah kelebihan dalam satu tangkai. Buang buah pada akhir kelompok buah dalam tangkai utama dan hanya menyisakan 2-3 buah.

Hama dan Penyakit

Hama tanaman jeruk antara lain :


Kutu loncat (Diaphorina citri)

Serangan pada tangkai, kuncup daun, tunas, dan daun muda. Gejala penyerangan adanya tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian dengan menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, selain itu buang bagian yang terserang.

Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii)

Serangan terjadi pada tunas muda dan bunga. Gejala penyerangan seperti daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian dengan menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50SCW), dan Malathion (Gisonthion 50 EC).

Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)

Menyerang daun muda. gejala penyerangan terlihat adanya alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/ daun muda mengkerut, menggulung, dan rontok. Pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP), Diazinon Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

Penyakit Tanaman Jeruk

Embun Tepung
Disebabkan oleh jamur Odidium tingitanium, yang menyerang daun dan tangkai muda. Gejala serangan seperti tepung berwarna putih pada daun dan tangkai muda. Pengendalian menggunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

Kudis
Disebabkan oleh jamur Sphaceloma fawcetti , menyerang bagian daun, tangkai atau buah. Gejala serangan ditunjukkan dengan adanya bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian dengan pemangkasan teratur, dan penyemprotan fungisida Dithiocarbamate / Benomyl (Benlate).

Busuk Buah
Disebabkan oleh jamur Penicillium spp., Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Jamur ini menyerang buah yang ditandai adanya tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit buah jeruk. Pengendaliannya dengan menghindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/ fungisida benomyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

Buah Gugur Prematur
Disebabkan oleh jamur Fusarium sp. , Colletotrichum sp., Alternaria sp., yang menyerang buah dan bunga dengan gejala gugurnya buah pada dua sampai empat minggu sebelum panen. Pengendaliannya dengan menggunakan Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

Panen

Ciri dan Umur Panen dan cara panen

Buah jeruk dipanen saat masak optimal, sekitar 8 bulan dari berbunga. Karakter buah siap panen buah saat ditekan dengan ibu jari dan jari telunjuk tidak merasa sulit, kulit kekuningan, kadar sari buah mencapai sekitar 35-40%.

Lakukan panen saat cuaca cerah, gunakan tangga kaki empat untuk mencapai buah yang tinggi, tangkai buah dipotong dengan gunting pemangkasan, masukkan ke dalam keranjang ditutup dengan kantong plastik. Rata-rata, setiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun.

Halaman Sebelumnya....
0

Budidaya Jeruk Manis

budidaya-jeruk-aktifis-pertanian-organik
Budidaya Jeruk-Aktifis Pertanian Organik
Jeruk adalah semua anggota tumbuhan berbunga dari suku Rutaceae Citrus suku jeruk-jerukan. Anggota dengan buah berdaging berbentuk pohon dengan rasa asam segar, meskipun banyak anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa asam sitrat berasal dari kandungan asam yang terkandung dalam semua anggotanya.

Selain untuk makanan pencuci mulut jeruk merupakan buah yang menjadi sumber utama vitamin C dalam jenis buah-buahan. Jeruk juga merupakan buah yang laris dalam kalangan masyarakat di semua kelas baik kelas bawah maupun kelas atas karena jeruk juga mempunyai nilai ekonomi dan nilai bisnis yang tinggi.

Cara Budidaya Jeruk Manis Berkualitas

Syarat Tumbuh

Iklim, tanaman jeruk memerlukan iklim di mana kecepatan angin tidak lebih dari 40-48% untuk bunga dan buah tidak jatuh keluar. Untuk daerah yang intensitas tinggi dan kecepatan angin penahan angin tanaman yang lebih baik ditanam baris tegak lurus dengan arah angin.

Tanaman jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah yang diperlukan untuk pengembangan bunga dan buah sehingga tanah tetap lembab. Tanaman jeruk di Indonesia membutuhkan air yang cukup, terutama di bulan Juli-Agustus. Suhu optimal antara 25-30 ° C, tapi ada masih bisa tumbuh normal pada 38 ° C

Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Kelembaban optimal untuk pertumbuhan tanaman adalah sekitar 70-80% RH. Ketinggian cocok antara 1-700 m di atas permukaan laut.

Media tanam, tanah yang baik untuk tanaman jeruk lempung untuk lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, 25-50% dari debu dan pasir Pedoman Budidaya
Pembibitan, bibit jeruk biasa berasal dari perbanyakan vegetatif berupa ujung tunas okulasi. Bibit yang baik bebas penyakit, subur, diameter batang antara 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut memiliki banyak, akar tunggang berukuran sedang dan benih bersertifikat penangkaran bibit.

Teknik Penyemaian Bibit

Cara Generatif
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji kering di tempat yang tidak terkena selama 2-3 hari sampai lendirnya hilang. Daerah pembibitan memiliki tanah yang subur. 30-40 cm tanah diolah dan plot persemaian siap mengukur 1,15-1,20 m membentang dari utara keselatan. Jarak plot 0,5-1 m. Sebelum penanaman, pupuk kandang berlaku untuk 1 kg/M2.

Bibit ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram dengan air. Setelah penanaman, atap pembibitan. Menanam benih pindah ke polybag dengan ukuran 15 x 35 cm, setelah bibit tinggi mencapai ketinggian 20 cm pada usia 3-5 bulan. Media tumbuh dalam kantong plastik yang terbuat dari campuran pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 2: 1 atau pupuk kandang, sekam padi, pasir dengan perbandingan 1: 1: 1.

Cara Vegetatif
Sebuah metode yang umum adalah penyambungan tunas pucuk dan menyisipkan mata tempel (Stek). Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah onderstam/batang bawah yang dipilih dari buah jeruk dengan akar yang kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan, tahan kekeringan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda.

Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh peternak berasal dari citroen Jepang, Rough lemon, Cleopatra, Troyer citrange dan Carizzo citrange.

Penyiapan Media Tanam dan Teknik Penanaman
Tanaman jeruk yang ditanam di lahan sawah kemiringan tanah / lahan kering. Jika ditanam di daerah perbukitan perlu dibuat sengkedan / teras. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari sisa-sisa tanaman. Jarak bervariasi untuk setiap jenis jeruk, jeruk manis untuk jarak antara lain 5 x 5 m atau 7 x 7 m. Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah.

Bagian tanah di tanah dipisahkan dari lapisan atas tanah (25 cm). Berasal dari lapisan atas tanah dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman, tanah dikembalikan ke tempat asalnya. Tidur (pegunungan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.

Teknik penanaman jeruk dilakukan dengan menanam bibit jeruk di musim hujan atau musim kemarau jika air yang tersedia untuk menyiramnya, tetapi harus ditanam pada awal musim hujan. Sebelum penanaman, hal itu harus dilakukan :


  • Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan;
  • Pengurangan akar;
  • Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat. Kemudian bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya.

Masukan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari busuk batang. Sebelum produksi tanaman dan editorial membayangi satu sama lain, tanaman dapat ditanam antara kedua kacang-kacangan / sayuran. Setelah kanopi menutupi satu sama lain, antara tanaman diganti oleh rumput / legum penutup tanah yang juga berfungsi sebagai penambah nitrogen untuk tanaman jeruk.

Halaman Selanjutnya ....
0

Pupuk Organik Padat Terbaik

pupuk-organik-terbaik-aktifis-pertanian-organik
Pupuk Organik Terbaik-Aktifis-Pertanian-Organik
Dalam Permentan No.2 tahun 2006, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.

Jenis Pupuk Organik Yang Paling Baik Pertama

Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.

Berikut Jenis-jenis pupuk organik
Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

a. Pupuk hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.

Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.

b. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.

Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.

Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

c. Pupuk kompos

Jenis Pupuk Organik Yang Paling Baik Kedua


Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).

Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan baca cara membuat kompos. Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.

d. Pupuk hayati organik

Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah, lihat penjelasannya dalam pengertian pupuk hayati. Namun dalam penerapannya di lapangan seringkali dianggap sebagai pupuk organik.

Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.

Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.
0

Ciri-Ciri POC Terbaik

pupuk-organik-cair-terbaik-aktifis-pertanian-organik
Pupuk Organik Cair Terbaik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikoba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang banyak digunakan adalah pupuk organik cair. Seperti namanya, pupuk ini berbentuk cair saat diaplikasikan, dan dapat diberikan untuk secara langsung memberikan nutrisi bagi daun maupun batang, atau akar.

Memilih Pupuk Organik Cair Yang Baik

Semakin banyaknya produk pupuk yang beredar di pasaran, termasuk berbagai merek pupuk organik cair (POC) membuat para konsumen harus semakin jeli memilih produk POC yang paling baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih produk POC yang baik adalah :


  • Pupuk organik cair yang baik mengandung mikroorganisme hayati yang menguntungkan tanaman terutama mikroorganisme yang mengikat nitrogen (N) dan menguraikan posphat (P) dan kalium (K).
  • Pupuk organik cair yang baik mengandung unsur hara makro terutama nitrogen, posphat dan kalium. Ketiga jenis unsur hara makro tersebut dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar dan wajib ada pada produk pupuk yang digunakan.
  • Pupuk tidak hanya mengandung unsur hara makro namun juga unsur hara mikro, karena meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, berbagai jenis unsur hara mikro sangat menunjang pertumbuhan tanaman.
  • Pupuk organik cair yang baik mengandung hormon atau ZPT.
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan kandungan C organiknya.
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan tingkat keasaman (nilai pH)
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan ijin resmi dari kementrian pertanian, yang biasanya dicantumkan dalam kemasan.
  • Pupuk organik cair yang baik memiliki harga jual yang realistis.


Mikroorganisme Hayati

Mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanaman terutama adalah mikroorganisme yang mampu mengikat nitrogen (N) dan menguraikan posphat (P) dan kalium (K), sehingga kandungan ketiga unsur hara utama makro tersebut dapat tersedia di tanah untuk dapat diserap oleh tanaman. Beberapa jenis mikroorganisme yang bermanfaat adalah :

  • Azospirillium sp ,merupakan mikroba penambat N non-simbiotik yang menghasilkan hormon Indole Acetid Acid (IAA) dan dapat melarutkan fosfat. Salah satu jenis mikroorganisme aerob ini hidup bebas atau asosiasi dengan akar tanaman.
  • Azetobacter sp ,merupakan mikroba penambat N non-simbiotik yang menghasilkan enzim Nitrogenase, menghasilkan hormon tumbuh. Mikroorganisme aerob ini hidup di dalam tanah, air dan permukaan daun, dan dapat digunakan bagi semua jenis tanaman.
  • Pseudomonas sp ,merupakan mikroorganisme yang memprdouaksi antibiotik yang akan melindungi tanaman dari penyakit dengan berperan sebagai pesaing bagi patogen penyebab penyakit dalam berkompetisi untuk mendapatkan makanan di sekitar sistem perakaran. Pseudomonas sp akan merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberelin, menghambat produksi etylen, dan dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap unsur besi (Fe) dan belerang (S) serta meningkatkan ketersediaan unsur mangan (Mn), posphat (P) dan kalium (K).
  • Bacillus sp ,merupakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman sebagai pelarut posphat (P) dan kalium (K). Mikroorganisme ini mengubah bentuk besi Fe3+menjadi bentuk Fe2+yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh tumbuhan, serta mampu memproduksi ensim dan mendegradasi residu kimia di dalam tanah.
  • Aspergillus sp ,yang bermanfaat dalam melarutkan posphat, mendegradasikan bahan organik, menguraikan lignin dan selulosa serta berperan sebagai anti hama dan penyakit hayati.



NPK (Nitrogen, Posphat, Kalium) dan Unsur Hara Makro
NPK adalah tiga jenis unsur hara makro yang sangat menentukan pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Ketiga jenis unsur tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar oleh tanaman.


  • Nitrogen (N), berperan dalam pembentukan klorofil atau zat hijau daun yang merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis sehingga membantu proses fotosintesis. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman terutama pada fase vegetatif yaitu pada pertumbuhan daun, batang dan cabang.Nitrogen bermanfaat dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai senyawa organik lainnya.
  • Fosfor (P) , berperan terutama dalam pembentukan akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman serta meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian, serta membantu proses asimilasi dan respirasi.
  • Kalium (K), berperan dalam pembentukan karbohidrat dan protein, memperkuat jaringan tanaman dan pembentukan antibodi untuk membantu tanaman melawan penyakit dan kekeringan.


Disamping ketiga unsur hara tersebut, pupuk organik juga menyediakan berbagai jenis unsur hara lainnya seperti Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).


  • Sulfur (S), berperan dalam pembentukan bintil akar, mendukung pertumbuhan tunas dan klorofil, serta sebagai unsur pembentuk dalam asam amino. Kekurangan sulfur dapat menyebabkan tanaman muda berwarna hijau muda, mengkilap dan agak keputihan, selanjutnya akan menguning.
  • Kalsium (Ca), berperan sebagai pengisap air dari tanah. Kalsium berperan sebagai penawar racun dalam tanaman serta meningkatkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Kalsium berguna dalam menetralkan kondisi senyawa dan tanah yang dapat merugikan tanaman.
  • Magnesium (Mg), berperan dalam pembentukan klorofil, karbohidrat, lemak dan minyak. Magnesium berperan pula dalam proses transportasi fosfat dalam tanaman



Unsur Hara Mikro
Selain unsur hara makro, pupuk organik juga menyediakan berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Beberapa jenis unsur hara mikro diantaranya adalah :

  • Besi (Fe) yang berperan dalam proses pernapasan dan pembentukan klorofil. Kekurangan Fe dapat menyebabkan daun menguning dan gugur serta tanaman mati mulai dari pucuknya.
  • Klor (Cl) yang berperan dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Kekurangan Cl dapat menurunkan produktivitas tanaman dan memperlambat pematangan buah.
  • Mangan (Mn) yang berperan dalam proses asimilasi dan merupakan komponen utama pembentuk enzim tanaman. Kekurangan Mn dapat menyebabkan tanaman kerdil, warna daun yang menguning atau memerah, serta petumbuhan biji tidak sempurna.
  • Tembaga (Cu) yang berperan dalam pembentukan klorofil dan sebagai komponen utama pembentuk enzim tanaman. Kekurangan Cu dapat menyebabkan pertumbuhan daun tidak merata dan menjadi layu, pucat serta kekurangan klorofil namun jaringannya tidak mati.
  • Seng (Zn) yang berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Kekurangan Zn dapat menyebabkan daun menguning atau memerah, berlubang, mengering dan mati.
  • Boron (B) yang berperan sebagai pembawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman. Bo berperan pula dalam penyerapan kalium dan pertumbuhan tanaman terutama pada bagian yang masih aktif. B dapat meningkatkan kualitas produksi sayur dan buah. Kekurangan Bo dapat menyebabkan daun klorosis yang dimulai dari bagian bawah daun, lalu daun akan mengering dan mati.
  • Kobalt (Co) yang berperan dalam mendorong pertumbuhan bibit dan meredakan jaringan penuaan usia, terutama penting bagi tanaman kacangan seperti untuk fiksasi nitrogen pada nodul akar.
  • Molibdenum (Mo) yang berperan dalam pengikatan nitrogen bebas dari udara. Mo berfungsi juga sebagai komponen pembentuk enzim pada bakteri akar tanaman leguminosa. Kekurangan Mo dapat menyebabkan perubahan warna daun, kemudian daun akan mengerut dan mengering lalu mati.


Hormon Pertumbuhan Tanaman
Hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman bagi kelangsungan hidupnya. ZPT didefinisikan sebagai senyawa organik bukan hara (nutrient) yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibitor), dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Tumbuhan dapat memproduksi berbagi jenis ZPT, namun dalam jumlah yang kecil. ZPT digolongkan dalam lima jenis, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan inhibitor.


  • Auksin, merupakan hormon yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanpa hormon auksin, pertumbuhan tanamn tidak dapat terjadi. Salah satu jenis hormon auksin yang paling besar peranannya adalah IAA (Indole Acetid Acid). IAA memiliki fungsi sebagai hormon pengembangan sel yang struktur kimianya menyerupai asam amino triptopan, mempercepat pertumbuhan tanaman, menaikkan tekanan osmosis dan meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, mengurnagi tekanan dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisit, mempercepat pembentukan serta perpanjangan batang dan daun, berperan dalam perpanjangan dan pertumbuhan awal akar, meningkatkan jumlah akar serabut, memacu pertumbuhan akar pada stek tanaman serta mempercepat perkembangan ukuran buah dan pertumbuhan kuncup baru.
  • Gliberelin (A3), merupakan senyawa aktif yang diambil dari jamur Gibberella fujikuroi yang akan membantu proses pertumbuhan. Hormon ini juga terdapat pada tanaman angiospermai, gymnospermaem paku-pakuan, lumur serta berbagai jenis ganggang dan bakteri. Hormon ini berfungsi dalam mengatasi kekerdilan akibat terjadinya mutasi (Genetic Dwarfism), memuat buah tanpa biji (Seedless) melalui proses rekayasa, mempercepat proses pertumbuhan, mempercepat proses pembungaan, serta meningkatkan produktivitas.
  • Sitokinin (Zeatin), merupakan hormon yang berperan dalam memacu pembelahan sel dan pembentukan organ. Sitokin dapat menunda penuaan berbagai jenis tanaman sehingga dapat digunakan untuk memperpanjang umur panen tanaman. Dalam fungsinya untuk mempertahankan hidup tanaman, hormon ini bekerja dengan memacu pergerakan gula, asam amino dan berbagai hara dari daun dewasa menuju bunga dan buah. Pada beberapa tanaman sayur, hormon ini dapat meningkatkan daya simpannya dan memacu sel-sel muda untuk meningkatkan daya tampung mineral yang diangkut oleh floem dan memacu pertumbuhan kuncup samping pada tumbuhan dikotil. Selain itu, sitokimin juga dapat memperbesar sel kotiledon, yang berfungsi sebagai organ fotosintesis, dan daun tumbuhan dikotil. Sitokin akan mempercepat laju pertumbuhan klorofil sehingga meningkatkan laju fotosintesis.
  • Etilen adalah hormon yang memiliki fungsi besar pada pematangan buah . Hormon ini mendukung respirasi tanaman, dapat menghambat terjadinya perpanjangan buah, merangsang terjadinya perkecambahan, mendukung proses timbulnya bulu akar, menunjang pembungaan yang terjadi pada nanas serta dapat menekan terjadinya transformasi auksin.
  • Inhibitor, berbeda dengan hormon lainnya yang memacu pertumbuhan pada berbagai bagian tanaman, inhibitor bekerja berlawanan dengan menghambat pertumbuhan tanaman. Inhibitor sering ditemukan pada proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk atau pada fase dormansi. Inhibitor berperan dalam mengendalikan metabolisme pada tanaman agar tetap berjalan normal dan tidak berlebihan.


Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Cair

Menteri Pertanian, dalam Peraturan Menteri Pertanian No 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah menentukan persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi dalam produksi pupuk organik cair. Persyaratan teknis memuat berbagai parameter dengan standar mutu yang harus diikuti.

  • C-Organik dengan standar mutu minimal 6% dari total massa pupuk.
  • Bahan ikutan (plastik, kaca, kerikil) dengan standar mutu maksimal 2% dari total massa pupuk.
  • Logam berat dengan standar mutu yairu maksimal 2.5 ppm Arsen (As), maksimal 0.25 ppm Merkuri (Hg), maksimal 12.5 ppm Timbah (Pb) dan maksimal 0.5 ppm Kadmium (Cd).
  • Tingkat keasaman dengan nilai pH 4-9
  • Mengandung unsur makro dengan standar 3 – 6% nitrogen, 3-6% posphat dalam bentuk P2O5, dan 3 – 6% kalium dalam bentuk K2O.
  • Mikroba kontaminan dengan standar mutu maksimal 102 MPN/ml untuk mikroba E.coli dan maksimal 102 MPN/ml untuk Salmonella sp.
  • Mengandung unsur hara mikro dengan standar mutu 90 – 900 ppm Fe total atau 5 – 50 ppm Fe 250 – 5000 ppm Mn, 250 – 5000 ppm Cu, 250 – 5000 ppm Zn, 125 – 2500 ppm B, 5 – 20 ppm Co dan 2 – 10 ppm Mo
  • Sama sekali tidak dapat mengandung Lantanum (La) dan Serium (Ce).
0

Kamis, 16 Februari 2017
by :

Budidaya Buah Organik

budidaya-buah-organik-aktifis-pertanian-organik
Budidaya Buah Organik

Pemberian pupuk secara kimia, penggunaan pestisida tidak dilakukan. Pemeliharaan tanaman yang dilaksanakan hanya pemberian pupuk kandang, itupun kalau kebetulan petani tersebut memelihara hewan ternak. Petani tidak memberikan masukan (input) terhadap tanamannya. Hanya pada saat penanaman awal saja petani melakukan pemupukan dengan pupuk buatan sampai tanaman mulai kelihatan tumbuh subur. Setelah itu, pemberian pupuk buatan akan dihentikan dan tanaman dibiarkan tumbuh secara alami.

Keadaan yang sama terjadi juga pada tanaman buah-buahan yang tumbuh di kebun atau hutan yang jauh dari pemukiman penduduk. Pada awalnya, diberi pupuk buatan sampai kelihatan tumbuh subur, setelah itu dilihat pemiliknya satu kali dalam sebulan walaupun belum tentu dilakukan secara rutin. Petani hanya melihat menjelang musim panen tiba untuk membersihkan rumput di sekitar tanaman dan kemudian akan mendirikan gubuk kecil pada saat musim berbuah tiba sebagai tempat berteduh, menunggu saat musim panen tiba. Kondisi seperti ini berjalan terus dari waktu kewaktu dan melibatkan hampir sebagian besar petani buah-buahan terutama di luar Jawa.

Sistem Penanaman
Cara budidaya (sistem penanaman) pertanian organik berbeda dibandingkan budidaya pada pertanian konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa hal seperti jenis tanaman yang diusahakan, cara penanaman, waktu tanam, bahan dan alat yang digunakan dan sebagainya. Berbagai cara atau sistem penanaman dapat dipilih untuk disesuaikan dengan kondisi lokasi setempat, antara lain:
(1) Multiple Cropping, yaitu cara membudidayakan tanaman dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil panenan lebih dari satu kali dan lebih dari satu jenis penanaman;
(2) Kombinasi tanaman, merupakan gabungan dua atau lebih tanaman dalam satu lahan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penanaman tanaman campuran atau kombinasi tanaman meliputi (a) umur tanaman, (b) bentuk tubuh tanaman, (c) toleransi tanaman terhadap cahaya dan naungan, (d) kebutuhan nutrisi, (e) bentuk perakaran, dan (f) companion planting, yaitu penanaman satu jenis tanaman berdampingan dengan jenis tanaman lainnya yang saling melengkapi dari segi tuntutan fisik dan kimia;
(3) Penanaman tanaman perangkap hama, dilakukan dengan penanaman jenis tanaman yang lebih disukai oleh hama ditengah-tengah atau di sekitar tanaman utama;
(4) Penanaman tanaman penolak hama, dilakukan dengan menanam jenis tanaman yang tidak disukai oleh hama di sekitar tanaman utama. Tanaman penolak hama ini akan melindungi tanaman didekatnya dengan bau-bauan yang dikeluarkan, bentuk dan warna daun/bunga yang khas yang tidak disukai hama sehingga hama akan menjauh dari tanaman utama;
(5) Menggunakan varietas yang tahan organisme pengganggu tanaman untuk mengatasi penyakit-penyakit atau hama tertentu, penggunaan varietas-varietas yang tahan terhadap serangan hama atau penyakit; dan
(6) Tanaman pemecah angin (Windbreaker), untuk mengurangi risiko rebahnya tanaman oleh angin yang kencang, selain berfungsi sebagai habitat predator untuk pakan ternak atau sebagai pestisida hayati. Tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan ini, antara lain turi, lamtoro, kelor, gamal dan kaliandra.

Budidaya pertanian secara organik tidak semata-mata menggantungkan segala sesuatunya pada alam, namun manusia dapat berperan secara aktif untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara bijaksana dan ramah lingkungan. Usaha manusia yang dapat dikategorikan sebagai pendukung budidaya pertanian secara organik, antara lain penambahan zat organik ke dalam tanah.
0

Gerakan Pertanian Organik

Mengembalikan Kejayaan Bumi Nusantara

Gerakan Pertanian Organik dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia dengan menggantikan pupuk yang berbasis organik sehingga diharapkan mampu mengembalikan kesuburan tanah pertiwi
Copyright ®️ 2020 | APO All Right Reserved