X

Ciri-Ciri POC Terbaik

Post Terkait

Jumat, 17 Februari 2017
by :

Ciri-Ciri POC Terbaik

pupuk-organik-cair-terbaik-aktifis-pertanian-organik
Pupuk Organik Cair Terbaik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikoba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang banyak digunakan adalah pupuk organik cair. Seperti namanya, pupuk ini berbentuk cair saat diaplikasikan, dan dapat diberikan untuk secara langsung memberikan nutrisi bagi daun maupun batang, atau akar.

Memilih Pupuk Organik Cair Yang Baik

Semakin banyaknya produk pupuk yang beredar di pasaran, termasuk berbagai merek pupuk organik cair (POC) membuat para konsumen harus semakin jeli memilih produk POC yang paling baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih produk POC yang baik adalah :


  • Pupuk organik cair yang baik mengandung mikroorganisme hayati yang menguntungkan tanaman terutama mikroorganisme yang mengikat nitrogen (N) dan menguraikan posphat (P) dan kalium (K).
  • Pupuk organik cair yang baik mengandung unsur hara makro terutama nitrogen, posphat dan kalium. Ketiga jenis unsur hara makro tersebut dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar dan wajib ada pada produk pupuk yang digunakan.
  • Pupuk tidak hanya mengandung unsur hara makro namun juga unsur hara mikro, karena meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, berbagai jenis unsur hara mikro sangat menunjang pertumbuhan tanaman.
  • Pupuk organik cair yang baik mengandung hormon atau ZPT.
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan kandungan C organiknya.
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan tingkat keasaman (nilai pH)
  • Pupuk organik cair yang baik mencantumkan ijin resmi dari kementrian pertanian, yang biasanya dicantumkan dalam kemasan.
  • Pupuk organik cair yang baik memiliki harga jual yang realistis.


Mikroorganisme Hayati

Mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanaman terutama adalah mikroorganisme yang mampu mengikat nitrogen (N) dan menguraikan posphat (P) dan kalium (K), sehingga kandungan ketiga unsur hara utama makro tersebut dapat tersedia di tanah untuk dapat diserap oleh tanaman. Beberapa jenis mikroorganisme yang bermanfaat adalah :

  • Azospirillium sp ,merupakan mikroba penambat N non-simbiotik yang menghasilkan hormon Indole Acetid Acid (IAA) dan dapat melarutkan fosfat. Salah satu jenis mikroorganisme aerob ini hidup bebas atau asosiasi dengan akar tanaman.
  • Azetobacter sp ,merupakan mikroba penambat N non-simbiotik yang menghasilkan enzim Nitrogenase, menghasilkan hormon tumbuh. Mikroorganisme aerob ini hidup di dalam tanah, air dan permukaan daun, dan dapat digunakan bagi semua jenis tanaman.
  • Pseudomonas sp ,merupakan mikroorganisme yang memprdouaksi antibiotik yang akan melindungi tanaman dari penyakit dengan berperan sebagai pesaing bagi patogen penyebab penyakit dalam berkompetisi untuk mendapatkan makanan di sekitar sistem perakaran. Pseudomonas sp akan merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberelin, menghambat produksi etylen, dan dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap unsur besi (Fe) dan belerang (S) serta meningkatkan ketersediaan unsur mangan (Mn), posphat (P) dan kalium (K).
  • Bacillus sp ,merupakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman sebagai pelarut posphat (P) dan kalium (K). Mikroorganisme ini mengubah bentuk besi Fe3+menjadi bentuk Fe2+yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh tumbuhan, serta mampu memproduksi ensim dan mendegradasi residu kimia di dalam tanah.
  • Aspergillus sp ,yang bermanfaat dalam melarutkan posphat, mendegradasikan bahan organik, menguraikan lignin dan selulosa serta berperan sebagai anti hama dan penyakit hayati.



NPK (Nitrogen, Posphat, Kalium) dan Unsur Hara Makro
NPK adalah tiga jenis unsur hara makro yang sangat menentukan pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Ketiga jenis unsur tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar oleh tanaman.


  • Nitrogen (N), berperan dalam pembentukan klorofil atau zat hijau daun yang merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis sehingga membantu proses fotosintesis. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman terutama pada fase vegetatif yaitu pada pertumbuhan daun, batang dan cabang.Nitrogen bermanfaat dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai senyawa organik lainnya.
  • Fosfor (P) , berperan terutama dalam pembentukan akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman serta meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian, serta membantu proses asimilasi dan respirasi.
  • Kalium (K), berperan dalam pembentukan karbohidrat dan protein, memperkuat jaringan tanaman dan pembentukan antibodi untuk membantu tanaman melawan penyakit dan kekeringan.


Disamping ketiga unsur hara tersebut, pupuk organik juga menyediakan berbagai jenis unsur hara lainnya seperti Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).


  • Sulfur (S), berperan dalam pembentukan bintil akar, mendukung pertumbuhan tunas dan klorofil, serta sebagai unsur pembentuk dalam asam amino. Kekurangan sulfur dapat menyebabkan tanaman muda berwarna hijau muda, mengkilap dan agak keputihan, selanjutnya akan menguning.
  • Kalsium (Ca), berperan sebagai pengisap air dari tanah. Kalsium berperan sebagai penawar racun dalam tanaman serta meningkatkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Kalsium berguna dalam menetralkan kondisi senyawa dan tanah yang dapat merugikan tanaman.
  • Magnesium (Mg), berperan dalam pembentukan klorofil, karbohidrat, lemak dan minyak. Magnesium berperan pula dalam proses transportasi fosfat dalam tanaman



Unsur Hara Mikro
Selain unsur hara makro, pupuk organik juga menyediakan berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Beberapa jenis unsur hara mikro diantaranya adalah :

  • Besi (Fe) yang berperan dalam proses pernapasan dan pembentukan klorofil. Kekurangan Fe dapat menyebabkan daun menguning dan gugur serta tanaman mati mulai dari pucuknya.
  • Klor (Cl) yang berperan dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Kekurangan Cl dapat menurunkan produktivitas tanaman dan memperlambat pematangan buah.
  • Mangan (Mn) yang berperan dalam proses asimilasi dan merupakan komponen utama pembentuk enzim tanaman. Kekurangan Mn dapat menyebabkan tanaman kerdil, warna daun yang menguning atau memerah, serta petumbuhan biji tidak sempurna.
  • Tembaga (Cu) yang berperan dalam pembentukan klorofil dan sebagai komponen utama pembentuk enzim tanaman. Kekurangan Cu dapat menyebabkan pertumbuhan daun tidak merata dan menjadi layu, pucat serta kekurangan klorofil namun jaringannya tidak mati.
  • Seng (Zn) yang berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Kekurangan Zn dapat menyebabkan daun menguning atau memerah, berlubang, mengering dan mati.
  • Boron (B) yang berperan sebagai pembawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman. Bo berperan pula dalam penyerapan kalium dan pertumbuhan tanaman terutama pada bagian yang masih aktif. B dapat meningkatkan kualitas produksi sayur dan buah. Kekurangan Bo dapat menyebabkan daun klorosis yang dimulai dari bagian bawah daun, lalu daun akan mengering dan mati.
  • Kobalt (Co) yang berperan dalam mendorong pertumbuhan bibit dan meredakan jaringan penuaan usia, terutama penting bagi tanaman kacangan seperti untuk fiksasi nitrogen pada nodul akar.
  • Molibdenum (Mo) yang berperan dalam pengikatan nitrogen bebas dari udara. Mo berfungsi juga sebagai komponen pembentuk enzim pada bakteri akar tanaman leguminosa. Kekurangan Mo dapat menyebabkan perubahan warna daun, kemudian daun akan mengerut dan mengering lalu mati.


Hormon Pertumbuhan Tanaman
Hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman bagi kelangsungan hidupnya. ZPT didefinisikan sebagai senyawa organik bukan hara (nutrient) yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibitor), dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Tumbuhan dapat memproduksi berbagi jenis ZPT, namun dalam jumlah yang kecil. ZPT digolongkan dalam lima jenis, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan inhibitor.


  • Auksin, merupakan hormon yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanpa hormon auksin, pertumbuhan tanamn tidak dapat terjadi. Salah satu jenis hormon auksin yang paling besar peranannya adalah IAA (Indole Acetid Acid). IAA memiliki fungsi sebagai hormon pengembangan sel yang struktur kimianya menyerupai asam amino triptopan, mempercepat pertumbuhan tanaman, menaikkan tekanan osmosis dan meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, mengurnagi tekanan dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisit, mempercepat pembentukan serta perpanjangan batang dan daun, berperan dalam perpanjangan dan pertumbuhan awal akar, meningkatkan jumlah akar serabut, memacu pertumbuhan akar pada stek tanaman serta mempercepat perkembangan ukuran buah dan pertumbuhan kuncup baru.
  • Gliberelin (A3), merupakan senyawa aktif yang diambil dari jamur Gibberella fujikuroi yang akan membantu proses pertumbuhan. Hormon ini juga terdapat pada tanaman angiospermai, gymnospermaem paku-pakuan, lumur serta berbagai jenis ganggang dan bakteri. Hormon ini berfungsi dalam mengatasi kekerdilan akibat terjadinya mutasi (Genetic Dwarfism), memuat buah tanpa biji (Seedless) melalui proses rekayasa, mempercepat proses pertumbuhan, mempercepat proses pembungaan, serta meningkatkan produktivitas.
  • Sitokinin (Zeatin), merupakan hormon yang berperan dalam memacu pembelahan sel dan pembentukan organ. Sitokin dapat menunda penuaan berbagai jenis tanaman sehingga dapat digunakan untuk memperpanjang umur panen tanaman. Dalam fungsinya untuk mempertahankan hidup tanaman, hormon ini bekerja dengan memacu pergerakan gula, asam amino dan berbagai hara dari daun dewasa menuju bunga dan buah. Pada beberapa tanaman sayur, hormon ini dapat meningkatkan daya simpannya dan memacu sel-sel muda untuk meningkatkan daya tampung mineral yang diangkut oleh floem dan memacu pertumbuhan kuncup samping pada tumbuhan dikotil. Selain itu, sitokimin juga dapat memperbesar sel kotiledon, yang berfungsi sebagai organ fotosintesis, dan daun tumbuhan dikotil. Sitokin akan mempercepat laju pertumbuhan klorofil sehingga meningkatkan laju fotosintesis.
  • Etilen adalah hormon yang memiliki fungsi besar pada pematangan buah . Hormon ini mendukung respirasi tanaman, dapat menghambat terjadinya perpanjangan buah, merangsang terjadinya perkecambahan, mendukung proses timbulnya bulu akar, menunjang pembungaan yang terjadi pada nanas serta dapat menekan terjadinya transformasi auksin.
  • Inhibitor, berbeda dengan hormon lainnya yang memacu pertumbuhan pada berbagai bagian tanaman, inhibitor bekerja berlawanan dengan menghambat pertumbuhan tanaman. Inhibitor sering ditemukan pada proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk atau pada fase dormansi. Inhibitor berperan dalam mengendalikan metabolisme pada tanaman agar tetap berjalan normal dan tidak berlebihan.


Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Cair

Menteri Pertanian, dalam Peraturan Menteri Pertanian No 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah menentukan persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi dalam produksi pupuk organik cair. Persyaratan teknis memuat berbagai parameter dengan standar mutu yang harus diikuti.

  • C-Organik dengan standar mutu minimal 6% dari total massa pupuk.
  • Bahan ikutan (plastik, kaca, kerikil) dengan standar mutu maksimal 2% dari total massa pupuk.
  • Logam berat dengan standar mutu yairu maksimal 2.5 ppm Arsen (As), maksimal 0.25 ppm Merkuri (Hg), maksimal 12.5 ppm Timbah (Pb) dan maksimal 0.5 ppm Kadmium (Cd).
  • Tingkat keasaman dengan nilai pH 4-9
  • Mengandung unsur makro dengan standar 3 – 6% nitrogen, 3-6% posphat dalam bentuk P2O5, dan 3 – 6% kalium dalam bentuk K2O.
  • Mikroba kontaminan dengan standar mutu maksimal 102 MPN/ml untuk mikroba E.coli dan maksimal 102 MPN/ml untuk Salmonella sp.
  • Mengandung unsur hara mikro dengan standar mutu 90 – 900 ppm Fe total atau 5 – 50 ppm Fe 250 – 5000 ppm Mn, 250 – 5000 ppm Cu, 250 – 5000 ppm Zn, 125 – 2500 ppm B, 5 – 20 ppm Co dan 2 – 10 ppm Mo
  • Sama sekali tidak dapat mengandung Lantanum (La) dan Serium (Ce).

Tidak ada komentar

Tidak ada komentar X

Posting Komentar

Recent Post

Gerakan Pertanian Organik

Mengembalikan Kejayaan Bumi Nusantara

Gerakan Pertanian Organik dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia dengan menggantikan pupuk yang berbasis organik sehingga diharapkan mampu mengembalikan kesuburan tanah pertiwi
Copyright ®️ 2020 | APO All Right Reserved